Selasa, 05 Februari 2013

Kesimpulan Kasus Hipertensi


A.    Kesimpulan
Setelah melaksanakan asuhan keperawatan pada Tn. N dengan Hipertensi di ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda, dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan mulai dari pengkajian , diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1.      Pada kasus nyata ditemukan keadaan umum sedang, klien tampak lemah, TD : 170/100 mmHg, Nadi : 68 x/menit, RR 20 x/menit, BB : 62 Kg,   TB : 170 cm, wajah tampak sembab, konjungtiva anemis, Hb = 12,1 gr/dl, GDS = 195 gr/dl, Protein total : 2,8 gr/dl. Kekuatan otot  ,  klien selalu bertanya tentang kondisinya, gigi klien sudah tidak ada, dalam memenuhi kebutuhan dibantu oleh keluarga, hasil EKG : premature ventricular contraction, possible antereseptal infarction (suspec). Klien mengeluh kaki terasa tebal dan lemah, kepala pusing, tengkuk nyeri, nyeri seperti ditusuk, skala nyeri 3, nyeri dirasakan bila tekanan darah tinggi, nyeri berkurang bila dibawa berbaring dan hilang bila tekanan darah turun, badan terasa lemah, mengapa tekanan darah saya selalu tinggi, merasa cepat lelah bila beraktifitas lebih berat.
2.      Diagnosa yang ditemukan dari hasil pengkajian dan analisa data pada klien Tn. N, diantaranya; resiko terjadi penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokontriksi, nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan darah serebral, gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake inadekuat, intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplay dan kebutuhan oksigen, kurang pengetahuan mengenai  penatalaksanaan diit dan pengobatan penyakit berhubungan dengan mis interpretasi informasi.
3.      Prioritas rencana asuhan keperawatan pada dasarnya sesuai dengan teori, karena penulis menggunakan buku sumber yang ada dan sesuai dengan diagnosa yang didapatkan, serta kondisi klien dan penyebab timbulnya masalah. Adanya penambahan dan pengurangan dari rencana asuhan keperawatan dengan teori yang ada dikarenakan penulis berusaha untuk menyesuaikan antara rencana dengan kondisi dan fasilits yang tersedia.
4.      Dalam melakukan pelaksanaan tindakan keperawatan, pada dasarnya intervensi yang telah direncanakan dapat diimplementasikan dengan baik, penulis juga menemukan faktor penunjang yaitu respon dan tanggapan yang baik dari klien dan keluarga serta kerjasama yang baik antara penulis, dokter dan perawat yang ada di ruang flamboyan.
5.      Berdasarkan evaluasi SOAP dari lima diagnosa keperawatan, semua masalah yang teratasi; resiko terjadi penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokontriksi, nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan darah serebral, gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake inadekuat, intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplay dan kebutuhan oksigen, kurang pengetahuan mengenai  penatalaksanaan diit dan pengobatan penyakit berhubungan dengan mis interpretasi informasi.
6.      Dokumentasi yang dilakukan adalah dalam mencatat tindakan keperawatan yang telah diberikan serta respon klien terhadap setiap tindakan yang sudah diberikan, serta mendokumentasikan perkembangan kondisi klien setiap harinya (selama 3 hari perawatan).
B.     Saran-Saran
1.      Bagi perawat
a.     Dalam melakukan pengkajian hendaknya dilakukan secara  mendalam guna menggali kebutuhan dan masalah- masalah yang ada pada klien dengan hipertensi agar benar –benar jelas kebutuhan dan masalah yang ada pada klien, karena tidak semua orang yang mengalami hipertensi memiliki masalah dan kebutuhan yang sama
b.    Dalam perumusan diagnosa hendaknya benar-benar diperhatikan data-data yang mendukung terangkatnya diagnosa tersebut. Begitu juga dalam penentuan prioritas diagnosa keperawatan hendaknya membagi diagnosa keperawatan tersebut mengacu pada kebutuhan dasar manusia menurut Hirarki Maslow.
c.     Dalam penyusunan perencanaan tindakan asuhan keperawatan hendaknya perawat dalam setiap perencanaan pada masing-masing diagnosa selalu membuat perencanaan yang dapat dilakukan sendiri oleh perawat (mandiri/independent) dan melakukan tindakan kolaboratif (misal; bersama dokter, ahli gizi maupun fisioterapi).
d.    Agar dalam pelaksanaan tindakan keperawatan berjalan dengan lancar diharapkan semua pihak yang sekiranya ikut serta dalam mensukseskan jalannya perencanaan yang sudah dibuat dilibatkan dari awal kegiatan sampai dengan akhir kegiatan, seperti keluarga dan orang terdekat klien lainnya.
e.     Diharapkan perawat dalam menyusun suatu tujuan dan kriteria hasil menggunakan metode SMART (specific, measurable, acceptable, resonable, time) agar pada saat di evaluasi semua diagnosa yang diangkat kemungkinan dapat teratasi karena perencanaan tujuan dan kriteria hasil yang tepat.
f.     Agar penerapan proses asuhan keperawatan menjadi lebih bermanfaat dan terkoordinir  dengan sebaik-baiknya, diharapkan perawat mencatat dengan lengkap dan berkesinambungan pada status klien semua tindakan yang dilakukan, sehingga dapat dijadikan suatu dokumentasi keperawatan serta dicantumkan nama serta tanda tangan perawat yang melakukan tindakan







Tidak ada komentar:

Posting Komentar