A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan asuhan keperawatan pada Tn. N
dengan Hipertensi di ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda, dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan mulai
dari pengkajian , diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi,
maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1.
Pada kasus nyata ditemukan keadaan
umum sedang, klien tampak lemah, TD : 170/100 mmHg, Nadi : 68 x/menit, RR 20
x/menit, BB : 62 Kg, TB : 170 cm, wajah tampak sembab, konjungtiva
anemis, Hb = 12,1 gr/dl, GDS = 195 gr/dl, Protein total : 2,8 gr/dl. Kekuatan
otot , klien selalu bertanya tentang kondisinya,
gigi klien sudah tidak ada, dalam memenuhi kebutuhan dibantu oleh keluarga,
hasil EKG : premature ventricular
contraction, possible antereseptal infarction (suspec). Klien mengeluh kaki
terasa tebal dan lemah, kepala pusing, tengkuk nyeri, nyeri seperti ditusuk,
skala nyeri 3, nyeri dirasakan bila tekanan darah tinggi, nyeri berkurang bila
dibawa berbaring dan hilang bila tekanan darah turun, badan terasa lemah,
mengapa tekanan darah saya selalu tinggi, merasa cepat lelah bila beraktifitas
lebih berat.
2.
Diagnosa yang ditemukan dari hasil pengkajian dan
analisa data pada klien Tn. N, diantaranya; resiko terjadi penurunan curah
jantung berhubungan dengan vasokontriksi, nyeri kepala berhubungan dengan
peningkatan tekanan darah serebral, gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake inadekuat, intoleran aktivitas
berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplay dan kebutuhan oksigen, kurang
pengetahuan mengenai penatalaksanaan diit
dan pengobatan penyakit berhubungan dengan mis interpretasi informasi.
3.
Prioritas rencana asuhan keperawatan pada dasarnya
sesuai dengan teori, karena penulis menggunakan buku sumber yang ada dan sesuai
dengan diagnosa yang didapatkan, serta kondisi klien dan penyebab timbulnya
masalah. Adanya penambahan dan pengurangan dari rencana asuhan keperawatan
dengan teori yang ada dikarenakan penulis berusaha untuk menyesuaikan antara
rencana dengan kondisi dan fasilits yang tersedia.
4.
Dalam melakukan pelaksanaan tindakan keperawatan, pada
dasarnya intervensi yang telah direncanakan dapat diimplementasikan dengan
baik, penulis juga menemukan faktor penunjang yaitu respon dan tanggapan yang
baik dari klien dan keluarga serta kerjasama yang baik antara penulis, dokter
dan perawat yang ada di ruang flamboyan.
5.
Berdasarkan evaluasi SOAP dari lima diagnosa
keperawatan, semua masalah yang teratasi; resiko terjadi penurunan curah
jantung berhubungan dengan vasokontriksi, nyeri kepala berhubungan dengan
peningkatan tekanan darah serebral, gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake inadekuat, intoleran aktivitas
berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplay dan kebutuhan oksigen, kurang
pengetahuan mengenai penatalaksanaan diit
dan pengobatan penyakit berhubungan dengan mis interpretasi informasi.
6.
Dokumentasi yang dilakukan adalah dalam mencatat
tindakan keperawatan yang telah diberikan serta respon klien terhadap setiap
tindakan yang sudah diberikan, serta mendokumentasikan perkembangan kondisi
klien setiap harinya (selama 3 hari perawatan).
B. Saran-Saran
1. Bagi perawat
a.
Dalam melakukan pengkajian hendaknya dilakukan
secara mendalam guna menggali kebutuhan
dan masalah- masalah yang ada pada klien dengan hipertensi agar benar –benar
jelas kebutuhan dan masalah yang ada pada klien, karena tidak semua orang yang
mengalami hipertensi memiliki masalah dan kebutuhan yang sama
b.
Dalam perumusan diagnosa hendaknya benar-benar
diperhatikan data-data yang mendukung terangkatnya diagnosa tersebut. Begitu
juga dalam penentuan prioritas diagnosa keperawatan hendaknya membagi diagnosa
keperawatan tersebut mengacu pada kebutuhan dasar manusia menurut Hirarki Maslow.
c.
Dalam penyusunan perencanaan tindakan asuhan
keperawatan hendaknya perawat dalam setiap perencanaan pada masing-masing
diagnosa selalu membuat perencanaan yang dapat dilakukan sendiri oleh perawat
(mandiri/independent) dan melakukan tindakan kolaboratif (misal; bersama
dokter, ahli gizi maupun fisioterapi).
d.
Agar dalam pelaksanaan tindakan keperawatan berjalan
dengan lancar diharapkan semua pihak yang sekiranya ikut serta dalam
mensukseskan jalannya perencanaan yang sudah dibuat dilibatkan dari awal kegiatan
sampai dengan akhir kegiatan, seperti keluarga dan orang terdekat klien
lainnya.
e.
Diharapkan perawat dalam menyusun suatu tujuan dan
kriteria hasil menggunakan metode SMART (specific,
measurable, acceptable, resonable, time) agar pada saat di evaluasi semua
diagnosa yang diangkat kemungkinan dapat teratasi karena perencanaan tujuan dan
kriteria hasil yang tepat.
f.
Agar penerapan proses asuhan keperawatan menjadi lebih
bermanfaat dan terkoordinir dengan
sebaik-baiknya, diharapkan perawat mencatat dengan lengkap dan berkesinambungan
pada status klien semua tindakan yang dilakukan, sehingga dapat dijadikan suatu
dokumentasi keperawatan serta dicantumkan nama serta tanda tangan perawat yang
melakukan tindakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar