Sabtu, 16 Maret 2013

TEORI PERKEMBANGAN ANAK MENURUT SULLIVAN



A.           Pengertian Perkembangan
Perkembangan merupakan proses kualitatif yang menunjukkan bertambahnya kemampuan (ketrampilan) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang beraturan dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan. Perkembangan berkaitan dengan aspek kemampuan motor, intelektual, sosial, emosional, dan bahasa. Misalnya anak menjadi lebih cerdas atau lebih fasih berbicara.
Harry Stack Sullivan (1892-1949) memandang bahwa perkembangan manusia sebagian besar dibentuk oleh kejadian-kejadian eksternal, terutama oleh interaksi sosial. Setiap fase perkembangan ditandai oleh kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain tertentu. Kualitas interaksi tersebut mempengaruhi kepribadian seseorang. Dede adalah contoh seorang anak yang dibiarkan berkembang dengan pola orangtua jarang di rumah. Ia dibesarkan oleh seorang pembantu. Ibu bapaknya jarang di rumah. Kadang-kadang neneknya atau kakeknya datang berkunjung ke rumahnya. Di luar pengetahuan orangtuanya, pembantu mengajak anak-anaknya menonton TV di luar kerjanya. Anak-anak ini waktu kecil selalu di muka TV -- entah sedang makan atau kalau mau tidur. Seringkali Dede beserta adiknya kedapatan tidur di depan TV atau sedang nonton TV. Kadang-kadang kedatangan orangtuanya tidak membuat ia beranjak dari TV. 
Selain itu Sullivan menegaskan bahwa salah satu unsur terpenting untuk keberadaan dan pertumbuhan jiwa manusia adalah hubungan pribadi (relationship). Hubungan pribadi dengan sesama merupakan kebutuhan mutlak yang perlu dipenuhi dan kita tahu bahwa kebutuhan pokok yang tak terpenuhi niscaya menimbulkan gangguan atau penyakit.
Teorinya yang terkenal adalah “interpersonal theory of psychiatry”. Sullivan meninjau kepribadian dari kacamata tingkat-tingkat perkembangan tertentu dengan pandangan yang bersifat psikologisosial. Dua hal penting yang mempengaruhi perkembangan kepribadian individu, yaitu faktor biologis dan sosial, namun faktor sosial lebih dominan. Sullivan tidak yakin bahwa terbentuknya kpribadian terjadi pada fase usia dini karena menurut pendapatnya, kpribadian dapat berubah pada setiap saat, apabila timbul situasi-situasi antar pribadi baru, mengingat organisme manusia sangat fleksibel. Walaupun adanya dorongan yang lebih kuat untuk belajar dan berkembang akan tetapi regresi sering terjadi apabila cemas, merasa sakit, dan kegagalan.

B.     Prinsip – prinsip Tumbuh Kembang
Ø  proses yang teratur, berurutan, rapi dan kontinyu --- maturasi, lingkungan dan faktor genetik
Ø  pola yang sama, konsisten dan kronologis, dapat diprediksi
Ø  variasi waktu muncul (onset), lama, dan efek dari tiap tahapan tukemb
Ø  mempunyai ciri khas  

C.    Tahapan  Perkembangan
Menurut Sullivan sebagaimana dikemukakan oleh Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey (2000) bahwa perkembangan kepribadian individu melalui 6 tahap sebelum mencapai maturitas (kematangan). Tahap-tahap dan tugas-tugas perkembangan pada setiap fase, sebagai berikut :
Ø  Fase Bayi
Fase ini berlangsung sejak bayi dilahirkan sampai dengan saat belajar berbicara. Organ utama untuk berinteraksi antara bayi dan lingkungan adalah oral. Lingkungan yang menjadi perhatian bayi adalah benda yang menyediakan makanan pada saat lapar, seperti putting susu ibu atau dot.
Ciri khas tahap ini, yaitu:
a.       Pengembangan konsepsi tentang puting susu, yaitu: putting susu baik; puting susu baik tetapi tidak memuaskan; puting susu yang salah; dan puting susu buruk, diuraikan menjadi:
·         Puting susu yang baik menandakan pemeliharaan dan mendatangkan kepuasan.
·         Puting susu yang baik, pada saat bayi tidak lapar, akan menimbulkan ketidakpuasan.
·         Puting susu salah karena tidak mengeluarkan air susu ibu, menimbulkan penilakan dan perlu mencari alternatif pengganti.
·         Puting susu yang buruk karena ibu cemas, merupakan tanda ibu menghindari anak.   
b.      Timbulnya rasa apatis dan pelepasan diri dengan cara mengantuk.
c.       Timbulnya personifikasi tentang ibu yang baik, buruk, cemas, menolak, menerima dan memberi kepuasan.
d.      Timbulnya pengalaman belajar dan dasar pembentukan sistem konsep diri.
e.       Dapat membedakan tubuh bayi sendiri, mengisap ibu jari untuk melepaskan ketergantungan terhadap ibu.
f.       Belajar melakukan gerak terkoordinasi, seperti: tangan dan mulut, tangan dan mata, serta telinga dan suara.
g.      Tugas perkembangan yang penting di sini adalah terpenuhinya kebutuhan rasa aman sebagai dasar untuk mengembangkan kepercayaan yang bernilai.
Ø  Fase Kanak-Kanak
Fase ini ditandai dengan anak mulai mengucapkan kata-kata hingga timbulnya kebutuhan terhadap kawan bermain. Hal-hal penting diketahui, yaitu:
a.       Peralihan dari fase bayi ke fase anak-anak dipengaruhi oleh perkembangan bahasa, yang memungkinkan penggabungan berbagai personifikasi yang berbeda (mis. Ibu baik dan ibu buruk)
b.      Timbulnya konsepsi tentang jenis kelamin, yaitu dengan mengidentifikasi diri sesuai jenis kelamin disesuaikan dengan peranan yang telah ditentukan masyarakat.
c.       Tugas perkembangan yang penting adalah belajar berkomunikasi.
Ø  Fase Juvenil (Pueral)
Pada fase ini anak memasuki sekolah dasar. Hal-hal penting pada fase ini, antara lain:
a.       Anak mulai belajar hidup bersama orang lain (sosial).
b.      Anak mulai tunduk pada otoritas di luar keluarga.
c.       Anak mulai belajar bersaing(berkompetisi) dan bekerja sama (kooperatif) dengan teman sebaya.
d.      Timbul perilaku mengisolasi diri dari pergaulan.
e.       Timbul perasaan penghinaan dan perasaan berkelompok.
f.       Mengabaikan keadaan luar yang tidak  menarik perhatian.
g.      Menjaga perilaku dan kontrol dari dalam.
h.      Membentuk stereotipe dalam sikap.
i.        Mengembangkan cara sublimasi baru yang lebih efektif.
j.        Membedakan antara khayalan dan kenyataan.
k.      Peristiwa penting pada fase juvenil adalah timbulnya konsepsi tentang orientasi hidup.
l.        Tuas perkembangan yang penting adalah mengembangan body image dan self-perception.
Ø  Fase  Praremaja
Fase ini ditandai dengan kebutuhan menjalin hubungan dengan teman sejenis, kebutuhan akan sahabat yang dapat dipercaya, bekerja sama dalam melaksanakan tugas, dan memecahkan masalah kehidupan, dan kebutuhan dalam membangun hubungan dengan teman sebaya yang memiliki persamaan, kerja sama, tindakan timbal balik sehingga tidak kesepian. Fase ini merupakan fase yang sangat penting karena menandakan awal hubungan manusiawi sejati dengan orang lain.
Tugas perkembangan terpenting pada fase ini adalah belajar melakukan hubungan dengan teman sebaya dengan cara competition, compromise, dan cooperatif.
Ø  Fase Remaja Awal
Fase ini berawal dari berakhirnya fase praremaja sampai individu menemukan suatu pola perbuatan stabil yang memuaskan dorongan-dorongan genitalnya. Hal-hal penting yang perlu diketahui pada fase ini, yaitu;
a.       Tantangan utama yang dihadapi adalah mengembangkan pola aktivitas heteroseksual.
b.      Terdapat perubahan fisiologis, antara lain perasaan birahi pertama menyangkut daerah genital dan daerah lain, seperti tangan dan mulut.
c.       Terdapat pemisahan kebutuhan erotik yang sasarannya adalah lawan jenis dan keintiman dengan sasaran jenis kelamin yang sama.
d.      Apabila kebutuhan erotik dan keintiman sejak dini tidak terpisahkan akan terjadi penampilan homoseksual bukan heteroseksual.
e.       Timbul banyak konflik akibat kebutuhan kepuasan seksual, keamanan dan keakraban. 
f.       Tugas perkembangan yang penting adalah belajar mandiri dan melakukan hubungan  dengan  jenis kelamin yang berbeda.
Ø  Fase Remaja Akhir
Pada fase ini mulai terpolakan aktivitas seksual melalui langkah pendidikan hingga terbentuk pola hubungan antarpribadi yang sungguh-sungguh matang sesuai dengan kesempatan yang ada. Fase ini merupakan inisiasi ke arah hak, kewajiban, kepuasan, dan tanggung jawab kehidupan sebagai warga masyarakat dan warga negara.
Tugas perkembangan fase remaja akhir ini adlah economically, intelectually dan emotionally self sufficient. Setelah individu melewati enam fase perkembangan kpribadian, ia mencapai taraf kedewasaan, yaitu menjadi pribadi manusia yang matang dan setelah itu memasuki usia lanjut.
Ø  Fase Dewasa 
     Pada fase ini, tugas perkembangannya adalah belajar untuk saling ketergantungan dan tanggung jawab terhadap orang lain. Namun pada fase usia lanjut ini (di atas usia 60 tahun) tugas perkembangan adalah menyadari sebagai individu lansia dan menerima arti kehidupan dan kematian.

DAFTAR PUSTAKA

 Bjorklund, D.F. (2000) Children's Thinking: Developmental Function and individual differences. 3rd ed. Bellmont, CA : Wadsworth
 Cole, M, et al. (2005). The Development of Children. New York: Worth Publishers.
Johnson, M.H. (2005). Developmental cognitive neuroscience. 2nd ed. Oxford : Blacwell publishing
Goleman, Daniel. 1999. Kecerdasan Emosional. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Markam, Suprapti Sumarmo. 1994. Pengalaman Emosi dan Kesehatan Mental. Orasi Ilmiah Guru Besar.
14. Monks, F.J., A.M.P. Knoers & Siti Rahayu H. 1992. Psikologi Perkembangan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
 Saifuddin, G & van Engelen. 1996. Makanan Sehat untuk Balita. Makalah Seminar “Balitaku Sehat dan Cerdas”. Jakarta: Nutricia Indonesia.

1 komentar: