A.
Pengertian
Perkembangan
Perkembangan merupakan proses kualitatif yang menunjukkan bertambahnya
kemampuan (ketrampilan) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam pola yang beraturan dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses
pematangan. Perkembangan berkaitan dengan aspek kemampuan motor, intelektual,
sosial, emosional, dan bahasa. Misalnya anak menjadi lebih cerdas atau lebih
fasih berbicara.
Harry Stack
Sullivan (1892-1949) memandang bahwa perkembangan manusia sebagian besar
dibentuk oleh kejadian-kejadian eksternal, terutama oleh interaksi sosial.
Setiap fase perkembangan ditandai oleh kebutuhan untuk berinteraksi dengan
orang lain tertentu. Kualitas interaksi tersebut mempengaruhi kepribadian
seseorang. Dede adalah contoh seorang anak yang dibiarkan berkembang dengan
pola orangtua jarang di rumah. Ia dibesarkan oleh seorang pembantu. Ibu
bapaknya jarang di rumah. Kadang-kadang neneknya atau kakeknya datang
berkunjung ke rumahnya. Di luar pengetahuan orangtuanya, pembantu mengajak
anak-anaknya menonton TV di luar kerjanya. Anak-anak ini waktu kecil selalu di
muka TV -- entah sedang makan atau kalau mau tidur. Seringkali Dede beserta adiknya kedapatan tidur di depan TV
atau sedang nonton TV. Kadang-kadang kedatangan orangtuanya tidak membuat ia
beranjak dari TV.
Selain itu
Sullivan menegaskan bahwa salah satu unsur terpenting untuk keberadaan dan
pertumbuhan jiwa manusia adalah hubungan pribadi (relationship). Hubungan pribadi dengan sesama merupakan kebutuhan mutlak
yang perlu dipenuhi dan kita tahu bahwa kebutuhan pokok yang tak terpenuhi
niscaya menimbulkan gangguan atau penyakit.
Teorinya yang
terkenal adalah “interpersonal theory of psychiatry”. Sullivan meninjau
kepribadian dari kacamata tingkat-tingkat perkembangan tertentu dengan
pandangan yang bersifat psikologisosial. Dua hal penting yang mempengaruhi
perkembangan kepribadian individu, yaitu faktor biologis dan sosial, namun
faktor sosial lebih dominan. Sullivan tidak yakin bahwa terbentuknya kpribadian
terjadi pada fase usia dini karena menurut pendapatnya, kpribadian dapat
berubah pada setiap saat, apabila timbul situasi-situasi antar pribadi baru,
mengingat organisme manusia sangat fleksibel. Walaupun adanya dorongan yang
lebih kuat untuk belajar dan berkembang akan tetapi regresi sering terjadi
apabila cemas, merasa sakit, dan kegagalan.
B.
Prinsip – prinsip Tumbuh Kembang
Ø
proses yang teratur, berurutan, rapi dan kontinyu ---
maturasi, lingkungan dan faktor genetik
Ø
pola yang sama, konsisten dan kronologis, dapat
diprediksi
Ø
variasi waktu muncul (onset), lama, dan efek dari tiap
tahapan tukemb
Ø
mempunyai ciri khas
C.
Tahapan Perkembangan
Menurut
Sullivan sebagaimana dikemukakan oleh Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey (2000)
bahwa perkembangan kepribadian individu melalui 6 tahap
sebelum mencapai maturitas (kematangan). Tahap-tahap dan tugas-tugas
perkembangan pada setiap fase, sebagai berikut :
Ø
Fase Bayi
Fase ini berlangsung sejak bayi
dilahirkan sampai dengan saat belajar berbicara. Organ utama
untuk berinteraksi antara bayi dan lingkungan adalah oral. Lingkungan yang
menjadi perhatian bayi adalah benda yang menyediakan makanan pada saat lapar,
seperti putting susu ibu atau dot.
Ciri khas tahap ini, yaitu:
a. Pengembangan konsepsi tentang puting
susu, yaitu: putting susu baik; puting susu baik tetapi tidak memuaskan; puting
susu yang salah; dan puting susu buruk, diuraikan menjadi:
·
Puting susu yang baik menandakan pemeliharaan dan mendatangkan kepuasan.
·
Puting susu yang baik, pada saat bayi tidak lapar, akan menimbulkan
ketidakpuasan.
·
Puting susu salah karena tidak mengeluarkan air susu ibu, menimbulkan
penilakan dan perlu mencari alternatif pengganti.
·
Puting susu yang buruk karena ibu cemas, merupakan tanda ibu menghindari
anak.
b.
Timbulnya rasa apatis dan pelepasan
diri dengan cara mengantuk.
c.
Timbulnya personifikasi tentang ibu
yang baik, buruk, cemas, menolak, menerima dan memberi kepuasan.
d. Timbulnya pengalaman belajar dan
dasar pembentukan sistem konsep diri.
e.
Dapat membedakan tubuh bayi sendiri, mengisap ibu jari untuk melepaskan
ketergantungan terhadap ibu.
f.
Belajar melakukan gerak
terkoordinasi, seperti: tangan dan mulut, tangan dan mata, serta telinga dan
suara.
g.
Tugas perkembangan yang penting di
sini adalah terpenuhinya kebutuhan rasa aman sebagai dasar untuk mengembangkan
kepercayaan yang bernilai.
Ø Fase Kanak-Kanak
Fase ini
ditandai dengan anak mulai mengucapkan kata-kata hingga timbulnya kebutuhan
terhadap kawan bermain. Hal-hal penting diketahui, yaitu:
a.
Peralihan dari fase bayi ke fase
anak-anak dipengaruhi oleh perkembangan bahasa, yang memungkinkan penggabungan
berbagai personifikasi yang berbeda (mis. Ibu baik dan ibu buruk)
b.
Timbulnya konsepsi tentang jenis
kelamin, yaitu dengan mengidentifikasi diri sesuai jenis kelamin disesuaikan
dengan peranan yang telah ditentukan masyarakat.
c.
Tugas perkembangan yang penting adalah belajar berkomunikasi.
Ø Fase Juvenil (Pueral)
Pada fase ini
anak memasuki sekolah dasar. Hal-hal penting pada fase ini, antara lain:
a.
Anak mulai belajar hidup bersama orang lain (sosial).
b.
Anak mulai tunduk pada otoritas di
luar keluarga.
c.
Anak mulai belajar bersaing(berkompetisi) dan bekerja sama (kooperatif)
dengan teman sebaya.
d.
Timbul perilaku mengisolasi diri dari
pergaulan.
e.
Timbul perasaan penghinaan dan
perasaan berkelompok.
f.
Mengabaikan keadaan luar yang tidak
menarik perhatian.
g.
Menjaga perilaku dan kontrol dari
dalam.
h.
Membentuk stereotipe dalam sikap.
i.
Mengembangkan cara sublimasi baru
yang lebih efektif.
j.
Membedakan antara khayalan dan kenyataan.
k.
Peristiwa penting pada fase juvenil
adalah timbulnya konsepsi tentang orientasi hidup.
l.
Tuas perkembangan yang penting adalah mengembangan body image dan
self-perception.
Ø
Fase
Praremaja
Fase ini ditandai dengan kebutuhan
menjalin hubungan dengan teman sejenis, kebutuhan akan sahabat yang dapat
dipercaya, bekerja sama dalam melaksanakan tugas, dan memecahkan masalah
kehidupan, dan kebutuhan dalam membangun hubungan dengan teman sebaya yang
memiliki persamaan, kerja sama, tindakan timbal balik sehingga tidak kesepian. Fase
ini merupakan fase yang sangat penting karena menandakan awal hubungan
manusiawi sejati dengan orang lain.
Tugas perkembangan terpenting pada
fase ini adalah belajar melakukan hubungan dengan teman sebaya dengan cara
competition, compromise, dan cooperatif.
Ø
Fase Remaja Awal
Fase ini berawal dari berakhirnya
fase praremaja sampai individu menemukan suatu pola perbuatan stabil yang
memuaskan dorongan-dorongan genitalnya. Hal-hal penting yang perlu
diketahui pada fase ini, yaitu;
a.
Tantangan utama yang dihadapi adalah
mengembangkan pola aktivitas heteroseksual.
b.
Terdapat perubahan fisiologis, antara
lain perasaan birahi pertama menyangkut daerah genital dan daerah lain, seperti
tangan dan mulut.
c.
Terdapat pemisahan kebutuhan erotik
yang sasarannya adalah lawan jenis dan keintiman dengan sasaran jenis kelamin
yang sama.
d.
Apabila kebutuhan erotik dan
keintiman sejak dini tidak terpisahkan akan terjadi penampilan homoseksual
bukan heteroseksual.
e.
Timbul banyak konflik akibat
kebutuhan kepuasan seksual, keamanan dan keakraban.
f.
Tugas perkembangan yang penting adalah belajar mandiri dan melakukan
hubungan dengan jenis kelamin yang berbeda.
Ø
Fase Remaja Akhir
Pada fase ini mulai terpolakan
aktivitas seksual melalui langkah pendidikan hingga terbentuk pola hubungan
antarpribadi yang sungguh-sungguh matang sesuai dengan kesempatan yang ada. Fase
ini merupakan inisiasi ke arah hak, kewajiban, kepuasan, dan tanggung jawab
kehidupan sebagai warga masyarakat dan warga negara.
Tugas perkembangan fase remaja akhir
ini adlah economically, intelectually dan emotionally self sufficient. Setelah
individu melewati enam fase perkembangan kpribadian, ia mencapai taraf kedewasaan,
yaitu menjadi pribadi manusia yang matang dan setelah itu memasuki usia lanjut.
Ø
Fase Dewasa
Pada fase ini, tugas
perkembangannya adalah belajar untuk saling ketergantungan dan tanggung jawab
terhadap orang lain. Namun pada fase usia lanjut ini (di atas usia 60 tahun) tugas
perkembangan adalah menyadari sebagai individu lansia dan menerima arti
kehidupan dan kematian.
DAFTAR PUSTAKA
Bjorklund, D.F. (2000) Children's Thinking:
Developmental Function and individual differences. 3rd ed. Bellmont,
CA : Wadsworth
Cole, M, et al. (2005). The Development of
Children. New York: Worth Publishers.
Johnson, M.H. (2005). Developmental
cognitive neuroscience. 2nd ed. Oxford : Blacwell publishing
Goleman, Daniel. 1999. Kecerdasan
Emosional. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Markam, Suprapti Sumarmo. 1994.
Pengalaman Emosi dan Kesehatan Mental. Orasi Ilmiah Guru Besar.
14. Monks, F.J., A.M.P. Knoers
& Siti Rahayu H. 1992. Psikologi Perkembangan. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Saifuddin, G
& van Engelen. 1996. Makanan Sehat untuk Balita. Makalah Seminar “Balitaku
Sehat dan Cerdas”. Jakarta: Nutricia Indonesia.
thank's
BalasHapus